Jumat, 18 November 2016

Bagaimana Aku Bertaubat ?

(Izzahmuslim.com) – Saudaraku tercinta! Saya merasa anda ingin berkata,

Aku ingin kembali kepada Rabbku; Aku ingin bertaubat; Aku menyadari bahwa kebagiaan tidak terdapat pada mengikuti hawa nafsuku atau melakukan perbuatan dosa.
Selain itu, saya kira mungkin anda tidak mengetahui jalan untuk bertaubat, atau bagaimana memulainya.

Biarkan saya mengatakan kepada anda, bahwa ketika Allah menghendaki kebaikan kepada salah seoranghamba-Nya, Dia akan memudahkan jalan bagi hambauntuk membantunya meraihnya.
Sumber : https://pixabay.com/en/sunrise-space-outer-globe-world-1756274
Berikut ini ada beberapa
hal yang dapat membantu anda untuk bertaubat:

Ikhlas dalam niat dan bersungguh-sungguh dalam taubatmu, karena Allah akan menolongmu dan menjauhkanmu dari rintangan-rintangan yang akan
menghambatmu dalam melakukan taubat.

Allah berfirman :
“Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya
kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu
termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (QS Yusuf : 24)

Bertanggung jawab terhadap apa yang anda lakukanmenunjukkan penyesalan dan mendorong anda untuk melakukan amal kebaikan, menolongmu menahan diri dari keburukan dan menolongmu untuk memperbaiki apa yang telah berlalu.

Mengingatkan diri, menasihati jiwa, takutilah ia dengan adzab dan katakan kepadanya: “Bertaubatlah sebelum engkau mati, karena kematian datang dengan tiba-tiba,” ingatkanlah dirimu dengan kematian kerabatmu, dan ingatlah bahwa kematian akan mendatangimu tidak perduli apapun yang anda lakukan. Kubur akan menjadi tempat tinggalmu, tanah akan menjadi kasurmu, dan cacing-cacing akan menjadi temanmu.
Tidakkah anda takut malaikat maut akan datang kepada anda ketika anda sedang melakukan perbuatan
dosa? Apakah penyesalan akan membawa kebaikan bagimu? Apakah tangisan dan kesedihan akan membawa manfaat?

Jauhkanlah dirimu dari tempat-tempat maksiat, menjauhkan diri dari tempat-tempat di mana anda sebelumnya melakukan dosa membantu anda untuk bertaubat.

Menjauhlah dari kawan-kawan yang buruk, kaena anda akan terpengaruh oleh kebiasaan mereka, dan ketauhilah bahwa mereka tidak akan meninggalkanmu sendirian, karena syaithan akan mengejar mereka,
membimbing mereka dan mendorong melakukan  kejahatan. Gantilah nomor telepon anda, alamat anda jika memungkinkan, dan jalan yang biasa anda gunakan.

Ingatlah akibat buruk dari perbuatan dosa, karena ini
akan membantu anda sungguh-sungguh terhindar dari dosa sejak awal, dan kemudian bertaubat dari padanya.

Tunjukkanlah diri anda kepada surga, dengan cara mengingat akan keagungan surga dan apa yang Allah   sediakan di dalamnya bagi orang-orang shalih yang bertakwa; ingatkan diri anda akan neraka dan apa yang
Allah siapkan di dalamnya bagi orang-orang yang durhaka kepada-Nya.

Sibukkan diri anda dengan apa-apa yang bermanfaat bagi anda dan hindarilah duduk santai, karena jika anda tidak menyibukkan diri anda dengan apa yang berharga, akan menyebabkan anda disibukkan untuk melakukan perkara yang buruk. Bahkan, kesenggangan
akan membawa anda untuk mencari teman, meskipun itu teman yang buruk.

Lawanlah hawa nafsumu, karena hawa nafsu adalah sesuatu yang paling berbahaya, dan itulah sebabnya

Allah berfirman:
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,.”
(QS Al-Furqan : 43)

Sumber : Jalan Menuju Taubat
Alih Bahasa : Ummu Abdillah al-Buthoniyyah

Read more

Agama Bukan Pakai Logika, Tapi Sami'na wa Atho'na

(Izzahmuslim.com) – Agama bukanlah dijalankan dengan logika, tapi agama semesti dibangun diatas dalil. Dalam meyakini suatu akidah dalam Islam mesti dengan dalil. Dalam menetapkan suatu amalan dan hukum pun dengan dalil.
Sumber : https://pixabay.com/en/camel-oman-egypt-morocco-wallpaper-163703
Kalau seandainya agama diamalkan dengan logika, maka tentu bagian bawah sepatu (khuf) lebih pantas diusap daripada bagian atasnya. Namun ternyata praktek yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang diusap adalah bagian atasnya. Kalau logika bertentangan dengan dalil, maka dalil tetap harus dimenangkan atau didahulukan.

Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

لَوْ كَانَ الدِّينُ بِالرَّأْىِ لَكَانَ أَسْفَلُ الْخُفِّ أَوْلَى بِالْمَسْحِ مِنْ أَعْلاَهُ وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِ خُفَّيْهِ

“Seandainya agama dengan logika, maka tentu bagian bawah khuf (sepatu) lebih pantas untuk diusap daripada atasnya. Sungguh aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap bagian atas khufnya (sepatunya).” (HR. Abu Daud no. 162. Ibnu Hajar mengatakan dalam Bulughul Marom bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al Albani menshahihkan hadits ini)

Kata Ash-Shon’ani rahimahullah, “Tentu saja secara logika yang lebih pantas diusap adalah bagian bawah sepatu daripada atasnya karena bagian bawahlah yang langsung bersentuhan dengan tanah.” Namun kenyataan yang dipraktekkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah demikian.
Lihat Subulus-Salam, 1: 239.

Syaikh Muhammad bin Sholih Al-'Utsaimin rahimahullah berkata, “Agama bukanlah dengan logika. Agama bukan didasari pertama kali dengan logika. Bahkan sebenarnya dalil yang mantap dibangun di atas otak yang cemerlang. Jika tidak, maka perlu dipahami bahwa dalil shahih sama sekali tidak bertentangan dengan logika yang smart (cemerlang). Karena dalam Al Qur’an pun disebutkan,

أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Tidakkah kalian mau menggunakan akal kalian.” (QS. Al Baqarah 2 : 44)

Yang menyelisihi tuntunan syari’at, itulah yang menyelisihi logika yang sehat. Makanya sampai ‘Ali mengatakan, seandainya agama dibangun diatas logika, maka tentu bagian bawah sepatu lebih pantas diusap. Namun agama tidak dibangun diatas logika-logikaan. Oleh karenanya, siapa saja yang membangun agamanya diatas logika piciknya, pasti akan membuat kerusakan daripada mendatangkan kebaikan. Mereka belum tahu bahwa akhirnya hanya kerusakan yang timbul.”
(Fathu Dzil-Jalali wal-Ikram, 1: 370)

Syaikh Sholeh bin Fauzan bin ‘Abdillah Al-Fauzan hafizhohullah berkata, “Hadits ‘Ali dapat diambil kesimpulan bahwa agama bukanlah berdasarkan logika. Namun agama itu berdasarkan dalil. Sungguh Allah sangat bijak dalam menetapkan hukum dan tidaklah Dia mensyari’atkan kecuali ada hikmah di dalamnya.”
(Tashilul Ilmam, 1: 170)

Syaikh Sholeh bin ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad Alu Syaikh hafizhohullah berkata, “Hendaklah setiap Muslim tunduk pada hadits yang diucapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Janganlah sampai seseorang mempertentangkan dalil dengan logika. Jika logika saja yang dipakai, maka tidak bisa jadi dalil. Ijtihad dengan logika adalah hasil kesimpulan dari memahami dalil Al-Qur’an dan hadits.”
(Syarh Kitab Ath-Thoharoh min Bulughil Marom, hal. 249).

Oleh: Zhafira Ali

[TMJ/Mutiara Nasehat]
Read more

Rabu, 16 November 2016

Pembagian Hati Manusia Menurut Para Sahabat

(Izzahmuslim.com) – Para sahabat radiallahuanhum membagi hati menjadi empat macam. Hudzaiafah bin Al-Yaman, berkata : “Hati ada empat macam. Pertama, hati yang bersih, didalamnya terdapat lampu yang bersinar terang. Itulah hati-hati orang mukmin. Kedua hati yang tertutup. Itulah hati orang –orang kafir. Ketiga, hati yang terbalik. Itulah hati orang-orang munafik. Ia mengetahui lalu mengingkari, ia melihat lalu buta. Keempat, hati yang mengandung dua sisi, sisi iman dan sisi kemunafikan. Itulah hati orang yang bisa mengalahkan salah satu dari keduanya.”
Sumber : https://pixabay.com/daisy-heart-flowers-flower-heart-712898
Hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari peribadatan kepada selain Allah. Didalamnya terdapat lampu yang bersinar terang, yaitu lampu iman. Kebersihan hati mengisyaratkan bahwa ia selamat dari kesamaran perkara batil dan syahwat yang sesat. Lampu menyebabkan hatinya memperolah sinar terang dengan cahaya ilmu dan iman.

Hati yang tertutup ialah hati yang masuk dalam tutup dan tabirnya. Karena itu, ia tidak bisa ditembus oleh cahaya ilmu dan iman. Hal ini sebagaimana firman Allah Azza wa jalla tatkala menceritakan kaum Yahudi :

وَقَالُوا قُلُوبُنَا غُلْفٌ ۚ بَل لَّعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلًا مَّا يُؤْمِنُون
 Q.S Al-Baqarah : 88)

Artinya : Dan mereka berkata, ‘Hati kami tertutup’.....
Hati yang terbalik sebagaimana tertuang dalam firman Allah Ta’ala :

فَمَا لَكُمْ فِي الْمُنَافِقِينَ فِئَتَيْنِ وَاللَّهُ أَرْكَسَهُم بِمَا كَسَبُو
(Q.S An-Nisa' :88)

Artinya : Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri?..."

Maksudnya, Allah telah membalikkan dan mengembalikkan mereka dalam kebatilan karena usaha dan amal perbuatan mereka sendiri. Hati inilah yang paling buruk.

Hati yang sakit, ialah hati yang mengandung dua materi, yang tidak dihuni iman dan diterangi cahaya-Nya. Ia tidak fokus pada kebenaran yang diturunkan Allah melalui rasul-Nya, shallahu alaihi wassalam.

Di dalamnya terdapat materi iman dan lawan dari iman. Ada kalanya ia lebih dekat pada keimanan, namun ada kalanya ia lebih dekat pada kekefuruan. Ketetapan bahwa hati ialah hati yang bersih atau tertutup, bergantung pada materi yang menang.

Wallahu A’lam.
Read more